RSS

Kemana Kiblat Demokrasi Kita..?

Mungkin memang sebuah rumus pasti, calon politikus yang money politik = kehidupan demokrasinya carut marut. Hukum yang harusnya ‘menyemprit’ semua tindak kecurangan pidana menyangkut persoalan politik menjadi tercampur baur, pada akhirnya Hukum tak ubahnya politik, penuh tipu daya, dan kongkalikong dengan mengutamakan kepentingan golongan pribadi.

Tapi memisahkan politik dari hokum juga bukan perkara mudah, karena bagaimanpun juga Induk UU ( konstitusi ) yang melahirkan UU itu berasal dari lembaga negara yang terdiri dari kaum politik, disinilah pangkal persoalan ini semua. Tapi, disisi lain, Aneh juga jika ada yang berkeinginan menjauhkan politik dari hokum, sama saja menjauhkan ibu dari anaknya. Tapi jika tidak dipisahkan repot juga, contohnya sekarang, Terjadi kasus-kasus hokum yang menyandera beberapa partai politik, kasus ini membungkam partai itu, kasus itu membungakam partai ini, mafia kasus bertebaran, ringannya sanksi hokum terhadap para politikus.

Menurut hemat penulis, sebenarnya pemasalahan bukan pada tercampurnya hokum dengan politik, karena hokum itu memang dibuat oleh para politikus maka, dengan morat-marit-nya moral oknum Anggota dewan pemangku kebijaksanaan. Pada akhirnya, ketika mereka terpilih dan berwenang membuat UU bisa ditebak, mereka akan membuat UU sedemikian rupa agar keserakahan mereka tercukupi, Beli mobil dengan uang rakyat, renovasi gedung dengan uang rakyat, jalan-jalan dengan uang rakyat, ketika ditanya kenapa maka mereka akan menjawab dengan UU. Undang-Undang untuk mengatasi persoalan rakyat no 2, jika perlu BUMN2 dilahap sendiri, dijual murah ke diri sendiri. Itu bukan lagi masalah, bukankah mereka bisa bekerjasama membuat legitimasi, dengan apa lagi kalau bukan dengan UU buatan mereka sendiri. Seperti inilah kehidupan politik bagi seluruh rakyat Indonesia, Jika kita mau bercermin. Apakah kehidupan politik seperti ini yang kita semua kehendaki?

Sekarang, mari kita tengok sebuah negri nun jauh di Timur Tengah. Iran, sebuah Negara Islam yang berhasil menerapkan demokrasinya, Bukan semata-mata pemilu ternyata yang dijadikan patokan pelantikan seorang Kepala Negara, akan tetapi kepala negara itu, dinilai oleh para ulamak dulu dan bagaimana sikapnya dengan tetangga. Ternyata standard indikasi pemimpin yang baik menurut rakyat Iran yang seperti itu mampu memilih seorang Mahmoud Ahmadinejad. Aset berharga Rakyat Iran, Seorang anak negeri yang pemberani, santun, sederhana dan yang peling penting adalah mempunyai kualitas kepemimpinan yang super.

Jangan kira Negara adidaya sebesar Amerika, bersih dari korupsi, Amerika serikat yang jadi patokan keberhasilan demokrasi ternyata bukanlah Negara yang benar-benar bersih. Belom lagi kong kalikongnya Yahudi dalam percaturan politik Amerika yang membuat kawasan beberapa belahan bumi terutama Timur Tengah dalam kurun waktu tertentu menjadi Medan peperangan.

Jika begitu, masihkah demokrasi kita masih berkiblat ke Amerika serikat, atau sebaliknya kita berbalik melihat sebuah Negara Islam dengan keberhasilannya membangun negri yang Berani mandiri walaupun diancam dengan embargo ekonomi oleh AS, tapi malah semakin kuat dan semakin mampu bersaing tidak takut kurang energi.

Dan dimanakah pemimpin yang seperti itu di negri ini? Negara kita punya segalanya kecuali Mental pemimpin setangguh Ahmadnejad.

Selain itu, dengan cara yang sepeerti itu, konstitusi bisa dipertanggungjawabkan secara jelas, tidak seperti sekarang, siapa yang bertanggungjawab dengan carut marutnya demokrasi yang sedang menuju oklorasi ini..? apalagi pemilihan secara langsung seperti ini, ? siapa yang disalahkan? Rakyat yang tertipu? Atau penipu? Atau pencetus system ini? Atau siapa? Tidak ada yang salah dengan masa lalu, karena semua sudah terjadi dan tercetak sebagai sejarah, kesalahan itu adalah jika kita masih terjebak dilubang yang sama dan tidak belajar dari kesalahan masa lalu. Mari bekiblat ke arah demokrasi yang benar untuk membawa negeri kita ke masa depan yang cerah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar